WELLCOM TO MY BLOG

Rabu, 27 Februari 2013

cerpen cinta


Gara-gara Sebuah Buku
oleh : tharisnia putri
Cahya.. itu lah panggilan qw , biasanya di saat bel istirahat tiba aku sering bermain dengan teman-teman ku , namun untuk kali ini tidak , aku berkunjung ke perpustakaan untuk mencari sebuah buku yang dapat membantu ku dalam mengerjakan tugas sekolah, di saat ku sudah menemukan buku tersebut entah kenapa seorang laki-laki menghampiri ku kemudian mengatakan “ hey, kembalikan, itu adalah buku yang sudah ku pinjam lebih dulu !” aku pun terheran-heran melihat peria tersebut kemudian berkata “maaf  buku ini aku yang ambil duluan “
          “enak aja, buku ini sudah dari kemarin aku mau pinjem tapi engga sempet” katanya sambil menarik buku yang ku pegang, aku berusaha untuk  mempertahan kan buku tersebut namun dari pada buku itu sobek lebih baik ku mengalah, “ya udah , buku ini kamu yang pinjem duluan kalau sudah selesai aku yang pinjem , gimana ? “ kata ku sambil menmberikan buku itu kepadanya, “ gitu dong dari tadi kan jdi engga berebut.”jawabnya sambil mengambil buku yang ku berikan padanya “ kalo boleh tau nama mu siapa ? kelas mana ?” tanyanya kembali “ nama ku cahya dari kelas IX 2 ,kalau kamu dari kelas mana ? nama mu siapa ? “ jawab ku sambil kembali bertanya kepadanya . “ aku rendi anak IX 3 .” jawabnya “ ya udah deh kalau sudah selesai cari aku di kelas ya “ kata ku kepada rendi. Kemudai kita kembali ke kelas masing – masing karena bel masuk sudah berbunyi.
Ke esokan harinya ku kembali pergi ke perpustakaan untuk mencari sebuah novel yang menarik kemudian menghabis waktu istirahat untuk membacanya, tiba – tiba datang seorang pria kemudian ia duduk di sebelah ku, ternyata pria tersebut adalah rendi , semenjak pertemuan kemarin hubungan ku dengan rendi semakin dekat  .” hay … apa kabar ? bukunya masi aku yang bawa. “ katanya   “ kabar ku baik- baik aja , ia engga papa ko jugaan tugas ku d kumpul minggu depan “ jawab ku “ oke deh .. aku usahain besok aku udah kasi bukunya ke kamu.” katanya sambil menunjukkan sebuah buku “buku apa ini ? “ tanya ku padanya “ coba aja kamu bawa pulang, tapi inget di baca besok ceritain ke aku apa aja makna yang bisa kamu ambil dari buku itu” katanya “ oke deh..  pasti aku akan baca buku ini, makasi ya.” Jawab ku sambil menerima buku yang di berikan oleh rendi. Kami pun bersama – sama menuju kelas masing- masing.
Saat malam datang ku teringat pada buku yang di berikan oleh rendi kemudian segera ku bergegas mengambil buku tersebut  dan membacanya . setelah ku membacanya ku temu kan sebuah makna yang cukup menarik yaitu pertemuan singkat di  perpustakaan yang menyebabkan mereka menjalin persahabatan yang cukup dekat. Tak ku sangka kisah itu hampir sama seperti apa yang ku alami .
Ke esokan harinya saal bel istirahat tiba ku kembali datang ke perpustakaan untuk menemui rendi  kemudian ku mengatakan “ maknanya sama seperti apa yang kita alami.” Ia pun hanya tersenyum sambil tertawa … hem… aku pun bergegas ke kelas lantas menceritakan kisah ini kepad teman ku yang bernama putri  kemudian ia mengatakan “ aku engga suka kamu deket sama rendi “
“kenapa ? emang apa yang salah dari rendi ? sampai – sampai kamu melarang aku untuk deket – deket sama rendi ?” tanya ku kepada putri “ denger ya kamu itu baru kenal sama dia jadi kamu engga usah deh deket- deket sama dia !” jawab putri sambil membanting buku yang di pegangnya “ aku tau aku baru kenal sama dia,tapi apa alasan mu untuk ngelarang aku untuk deket sama rendi ?” jawab ku  “ pokoknya engga boleh , aku udah duluan kenal sama dia dari pada kamu !” jawabnya . tiba – tiba rendi datang ke  kelas ku untuk mengembalikan buku yang di pinjamnya dua hari yang lalu. “cahya .. ini buku yang waktu ini aku pinjem dari kamu.” Katanya sambil memberikan buku itu kepada ku “makasi ya .” jawab ku sambil menerima buku yang di berikan kepada rendi .
 Ternyata putri melihat kejadian tersebut kemudian dia berkata kepada rendi “rendi, lebih baik kamu mulai sekarang engga usah deket – deket lagi sama cahya!” rendi pun menjawabnya “ kenapa kamu nyuruh aku untuk tidak dekat – dekat dengan cahya ? emang kamu siapa ? ngatur – ngatur aku ? “ saat mendengar perkataan rendi putri pun langsung pergi dengan wajah yang kecewa . “ kamu engga boleh bilang kaya gitu sama putri .” kata ku  “tapi cahya, aku engga suka ada orang yang suka ngelarang –ngelarang aku untuk bertemn dengan siapa.” Jawab rendi .
“ya udah lebih baik sekarang kamu minta maaf sama dia biar dia engga sedih lagi .”kata ku “aku engga mau, seharusnya dia yang minta maaf sama kamu “ kata rendi kepada ku “ia udah deh lebih baik kamu kembali ke kelas, bel masuk udah bunyi.” Kata ku “oke deh, sampai jumpa besok “ kata rendi sambil melambaikan tangan ke arah ku. Ku melihat putri masuk ke dalam kelas dengan wajah yang penuh dengan amarah. Aku pun tak memperdulikanya ,malam pun tiba di dalam kamar ku , aku membayangkan wajah rendi saat membela ku, hem.. apakah aku suka padanya ? entahlah tapi jika hal itu terjadi akan kah putri merebut rendi dari diri ku ? aku tak mau hal itu terjadi,ke esokan harinya aku bercerita kepada rani , dia adalah sahabat baik ku yang selalu mau mendengarkan keluh kesah ku, “rani, kayakny aku suka sama rendi, gmana dong ?” kata ku “lebih baik kamu perjuangkan perasaan mu” jawab rani “ tapi putri suka sama rendi” kata ku kembali “belum tentu kan rendi  itu suka sama putri, jadi kamu jangan terlalu mengkhawatirkan hal tersebut” jawabnya sambil meyakinkan diri ku.
Bel istirahat pun berbunyi, tiba- tiba rendi datang ke kelas ku “cahya , aku mau bilang sesuatu sama kamu.” Kata rendi sambil memegang tangan ku, “bilang aja , pasti aku dengerin ko .” jawab ku “jujur, aku suka sama kamu,  kamu mau engga jadi pacar ku ?” katanya sambil menyerahkan sebatang bunga mawar merah ke hadapan ku . aku malu kemudian menoleh ke arah rani , akhirnya rani menyuruh ku untuk menerimanya “rendi, sebenarnya aku juga suka sama kamu ,jadi aku terima kamu sebagai pacar ku .” jawab ku sambil menerima bunga mawar merah yang di berikan rendi . semenjak hari itu aku dan rendi sudah berpacaran . terlihat wajah putri yang mulai kesal melihat semua itu , hingga akhirna ia meninggalkan kelas .
Hari menjelang malam hati ku begitu bahagia saking bahagianya tak henti – hentinya ku pandangi bunga pemberian dari rendi . malam pun berganti pagi hari ini rendi datng ke kelas ku , kita nampak seperti teman dekat , bkn seperti pacar . teman – teman pun heran melihat kita berdua,hari itu entah kenapa putri sangat baik kepada diri ku  , hingga akhirnya rasa kebencian rendi  kepada putri mdenghilang tanpa sebab . hari demi hari ku jalani seperti biasanya hingga suatu hari di hari rabu aku melihat rendi dan putri duduk ber dua di kebun sekolah, rasa sakit hati ku mulai muncul rasanya tak sanggup untuk melihat mereka begitu , ingin rasanya aku menangis se kencang-kencangna ,namun aku sadar ini sekolahan bukan hutan .
Bergegas ku ke kelas untuk bercerita kepada rani apa yang terjadi “ rani, aku engga sanggup liat puri deket sama rendi , rasanya hati ku tersayat-sayat kemudian di taburi garam .” kata ku sambil perlahan –lahan meneteskan air mata . “kamu jangan salah paham dulu siapa tahu dia cuman temenan biasa.” Kata rani sambil mengusap air mata ku. Ke esokan harinya aku memberanikan diri untuk bertanya kepada putri , “putri, aku mau tanya, kamu suka sama rendi apa engga ?” kata ku sambil menatap mata putri, “emangnya kenapa ? kamu takut rendi akan berpaling ke hati ku ? bila nanti waktu nya telah tiba kamu pasti akan merasakan apa yang ku rasakan selama ini” kata putri dengan tatapan tajam. Mata ku mulai berkaca – kaca mendengar perkataan putri yang se olah- olah ingin membalas dendam dengan diri ku “aku yakin put, rendi engga bakal se kejam itu sama aku .” jawab ku dengan sangat yakin “kok kamu bisa yakin banget ?” tanya putri  “karena aku percaya rendi setia kepada ku.” Kata ku sambil mengusap air mata yg menetes secara perlahan “oke kita buktikan nanti perkataan mu .” kata putri sambil bergeges pergi dari hadapan ku.
Bel pulang sekolah telah berbunyi , aku bergegas pulang , sebelum aku pulang aku mampir ke taman bunga dekat rumah , di sana aku luapkan ke sedihan ku . di saat aku sedang menangis ada seorang laki – laki yang menghampiriku ternyata dia adalah oddie, oddie adalah tetangga ku yang juga satu kelas dengan aku di sekolah “cahya … kamu kenapa ? kok kamu nangis ?” tanya oddie  “aku sedih oddie.. hiks.. hiks.. hiks .. aku sedih banget sebenarnya rendi itu suka apa engga sama aku ? kenapa akhir – akhir ini dia lebih deket sama putri dari pada sama aku ? sebenarnya pacarnya itu siapa sih ? aku atau putri?” kata ku kepada oddie sambil meneteskan air mata “ cahya .. aku yakin kalau rendi sayang sama kamu mungkin kamu terlalu sibuk sama urusan mu sehingga dia menganggap kamu engga peduli lagi sama dia sehingga dia lebih memilih dekat sama putri .” jawab oddie sambil mengusap air mata ku. “lebih baik kamu segera pulang dari pada nanti orang tua mu bingung mencari kamu karena kamu belum pulang.”kata oddie  “ya udah deh, kita pulang sama – sama aja gimana ?” jawab ku “oke deh” jawab oddie sambil beranjak dari bangku taman .
Ke esokan harinya rendi menemui ku di taman sekolah “kamu kenapa ? kok akhir – akhir ini aku liat kamu sedih terus cerita dong sama aku ? aku kan pacar mu .” kata rendi sambil menggenggam tangan ku, “aku begini karena kamu , aku sedih karna kamu , kamu engga tahu semua itu kan ?” jawab ku sambil menatap mata rendi  “ karena aku ? kenapa ?” jawabnya sambil menunjukkan wajah tak bersalah “asal kamu tau sebenarnya kamu itu sayang engga sih ma aku ? sebenarnya kamu itu sayang ke aku atau ke putri ? aku bingung sebenarnya siapa sih pacar mu aku atau putri ?” tanya ku sambil meneteskan air mata  “kenapa kamu nanya kaya gitu ? aku sayang sama kamu aku engga suka sama putri aku hanya menganggapnya sebagai teman semata engga lebih dari itu.” Jawanya sambil mengusap air mata yang menetes di pipiku .
“putri bilang kalau kamu udah engga sayang lagi sama aku , dia bilang kamu lebih suka sama dia dari pada aku.” Kata ku kepada rendi. “ ya udah sekarang kamu jangan nangis lagi kamu engga usah hirauin putri lagi , jangan percaya terhadap perkataanya , dia hanya ingin merusak hubungan kita berdua .” kata rendi sambil menatap ku dengan tatapan tajam. Kini aku percaya terhadap rendi, tak ada keraguan yang tersisa di hati ku.
“oddie ternyata benar apa yang  kamu katakan  aku hanya salah paham sama rendi.”kata ku sambil menepuk punggung oddie, “hem dasar gadis kecil ku , gitu dong senyum jangan nangis lagi entar aku jadi ikut  sedih .” jawanbnya sambil memancarkan senyum manis dari bibirnya . akhir – akhir ini rendi sudah mulai menjauh dari putri , sesuai apa yang dia katakan kepada ku, aku mulai merasa lega dan tenang  semenjak kejadian di taman ia lebih perhatian kepada diri ku , hingga akhirnya putri tidak mendekati rendi lagi seperti dahulu. Ternyata kini putri berpacaran dengan oddie dan mereka saling menyayangi. Kini aku dan putri mempunyai kehidupan masing – masing dan tidak ada lagi permusuhan di antara kita berdua.
Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar